Bagi generasi milenia, tentu sudah tidak asing lagi dengan grup band Letto. Grup yang digawangi Sabrang Mowo Damar Panuluh, atau yang sering dipanggil Noe itu, merupakan grup band yang menduduki jajaran papan atas pada masanya. Lagu-lagu yang dikeluarkan diartikan beragam oleh para penggemarnya. Setelah lama vakum, Letto merilis lagu single berjudul Fatwa Hati pada tanggal 20 Desember 2020.
Liriknya sekilas memang terlihat menceritakan hubungan percintaan tentang dua insan. Jadi tak heran jika lagu ini pernah viral menjadi sound galau para konten kreator di tik tok. Tapi apakah makna sesungguhnya hanya sebatas itu? Tentu saja tergantung pendengar yang menikmatinya. Mari kita coba memaknai lagu Fatwa Hati lebih dalam.
Sebelum tiba waktu senja
Ku genggam tanganmu dan bertanya
Apakah bisa kau membawa
Rasa yang engkau punya selamanya
Bukankah kita sering mendengar cerita para alim, para ulama tentang perjanjian kita dengan Sang Pencipta sebelum ruh ditiupkan ke dalam jabang bayi dalam kandungan ibu? Bahwa apakah kita akan tetap berkomitmen menyembahNya?
Dengan memahami cerita tentang perjanjian itu, tak sulit untuk kita mengartikan, bahwa lagu Fatwa Hati milik Letto adalah sebuah puitisasi dari ayat kitab suci kita. Seolah Allah berbicara dengan lembut kepada ruh kita, sungguhkah kau berjanji bisa membawanya? Janjimu itu?
‘Kan datang waktu di harimu
Saat kau merasa tak menentu
Jangan kau bimbang pada waktu
Akan ku ingatkan kepadamu
Sebagai manusia kita sering mengalami suasana hati yang tak menentu. Galau kata anak jaman sekarang. Dalam suasana yang seperti itu, Yang Maha Tahu bahkan telah menjanjikan tidak akan meninggalkan kita sendirian dengan firmannya,
“Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” (Qaaf : 16).
Kata dekat tidak hanya bisa kita artikan dalam artian jarak. Karena kita sama-sama tahu bahwa Sang Pencipta ada di atas Arsy. Tapi Allah selalu dekat, ada di dalam hati kita. Akan mengingatkan kita melalui nurani. Fatwa dalam hati.
Tentang kita dan tentang cinta
Tentang janji yang kau bawa
Jika nanti saat kau sendiri
Temukanku di fatwa hatimu
Tentang rasa cinta kita kepada Sang Maha Segalanya, tentang janji yang telah kita sepakati sebelum tercemar hingar bingar dunia. Bahkan bisakah kita tetap menaatinya ketika kita sendiri?
Saat tak ada orang yang mengapresiasi, tak ada yang memuji, tak ada kawan, tak ada tempat berbagi. Saat hidupmu berantakan, maka selalu tanyakan pada hatimu. Selalu ada tempat pulang, selalu ada jawaban di sana.