Tepat 19 tahun yang lalu pada 27 Mei 2006, terjadi bencana gempa yang meluluhlantakkan Yogyakarta terutama di wilayah Kabupaten Bantul. Peristiwa yang terjadi pada pagi hari jam 05:55 WIB itu terjadi dalam hitungan 57 detik pada 5,9 skala Richter. Dalam durasi waktu kurang dari semenit tersebut bumi Jogja berguncang dengan hebatnya dan membuat warga ketakutan. Waktu yang cukup pendek namun membuat bangunan-bangunan roboh, rumah-rumah, sekolah, tempat ibadah, pertokoan, pasar dan banyak bangunan lainnya rata dengan tanah. Tangis dan ratapan sedih penduduk menyaksikan tempat tinggal dan desa mereka menjadi puing-puing, sekaligus menjadi saksi bahwa guncangan jiwa mereka lebih menyiksa akibat guncangan gempa.
Bencana gempa Jogja menimbulkan begitu banyak kesedihan dan kehilangan, namun tidak hanya sekedar mempertontonkan kerapuhan. Ketegaran masyarakat Jogja untuk bangkit menjadi kekuatan yang saling menopang satu sama lain. Semangat gotong-royong yang mungkin mudar mulai terpancar lagi dalam pemandangan kebersamaan yang kuat. Tangan-tangan yang tidak saling mengenal menjadi sahabat dan saudara. Membangun kembali semua, menghidupkan lagi asa yang sempat sirna dalam satu tekad yang sama.
Pada hari Rabu 27 Mei 2025 yang lalu segenap warga Jogja merenung kembali peristiwa gempa yang terjadi 19 tahun silam tersebut, tak terkecuali penulis. Peristiwa gempa Jogja ini pernah penulis buat dalam antologi puisi “Kicau Racau Bumi” yang penulis terbitkan secara Indie pada pertengahan 2023. Kini setelah 19 tahun berlalu tak ada salahnya penulis membagikan puisi tersebut di postingan ini. Puisi tersebut penulis beri judul “Lima Lebih Lima Lima“. Berikut puisi tersebut selengkapnya.
LIMA LEBIH LIMA LIMA
Tanggal dua puluh tujuh bulan lima
tahun dua ribu enam di belantara Jogja
sebuah kisah duka dan lara bermula
di pagi hari jam lima lebih lima limaDelapan koma dua enam lintang selatan membentur
garis seratus sepuluh koma tiga satu bujur timur
tempat awal bencana gempa bermula
di pagi hari jam lima lebih lima limaDi kedalaman tujuh belas koma satu kilometer
berkekuatan lima koma sembilan skala Richter
getaran kuatnya meluluh lantakkan Jogja
di pagi hari jam lima lebih lima limaSebagian masih membantal berdengkur di kasur busa
sebagian lain baru saja mengucek blobok di mata
sebagian orang telah pergi menuju tempat kerja
di pagi hari jam lima lebih lima limaIbu-ibu selesai memasak sarapan keluarga
anak-anak menyantap penuh gembira
bapak-bapak bersiap berkarya
di pagi hari jam lima lebih lima limaTiba-tiba tanah tempat berpijak bergoyang
sejenak kesadaran penduduk menghilang
lalu berjamaah berteriak bersama : gempa!
di pagi hari jam lima lebih lima limaOrang-orang mulai berteriak ketakutan
keluar rumah berlarian kebingungan
tak tahu sedang terjadi apa
di pagi hari jam lima lebih lima limaBeberapa bapak berlari memanggul emak
beberapa ibu di belakang menggendong anak
beberapa orang malah lupa pada keluarganya
di pagi hari jam lima lebih lima limaSekian orang sigap menyelamatkan dirinya
sekian orang terpana diam begitu saja
sekian orang tak ingat apa-apa
di pagi hari jam lima lebih lima limaTak sedikit yang baru terjaga dan bangkit dari tidurnya
tak sedikit yang berlari membuang pakan ternaknya
tak sedikit yang keluar kamar mandi tanpa apa-apa
di pagi hari jam lima lebih lima limaBangunan-bangunan seolah berdansa
beberapa kemudian ambruk sama rata
serata dengan tanah di bawahnya
di pagi hari jam lima lebih lima limaPohon-pohon bergoyang
beberapa patah di batang
beberapa tetap kokoh terjaga
di pagi hari jam lima lebih lima limaLima puluh tujuh detik waktu yang sebentar
tetapi tidak ketika gempa terus bergetar
ia menjadi terasa sangat lama
di pagi hari jam lima lebih lima limaBanyak orang berangsur-angsur tenang
banyak orang air matanya masih berlinang
ketika gempa telah berhenti dan mereda
di pagi hari setelah jam lima lebih lima limaOrang-orang mengamati rumah dan bangunan
memeriksa seberapa parah tingkat kerusakan
dan mengira-ira renovasi akan habis berapa
di pagi hari setelah jam lima lebih lima limaRibuan rumah runtuh tak tersisa
ribuan rumah pecah pintu dan kaca
ribuan rumah patah papan jendelanya
di pagi hari setelah jam lima lebih lima limaLalu saatnya melakukan evakuasi korban
mencari mereka di antara reruntuhan
yang terluka maupun yang tiada
di pagi hari setelah jam lima lebih lima limaBanyak korban terluka ringan
yang segera diberi pertolongan
menghindarkan mereka dari trauma
di siang hari setelah jam lima lebih lima limaBanyak korban patah tulang
tertindih tembok ambruk melintang
dan atap rumah yang runtuh menimpa
di siang hari setelah jam lima lebih lima limaBanyak korban terluka berat
banyak korban sedang sekarat
banyak korban meregang nyawa
di siang hari setelah jam lima lebih lima limaSekian orang mulai menenangkan hatinya
sekian orang terus menyebut nama-Nya
sekian orang mohon ampun tanpa bicara
di siang hari setelah jam lima lebih lima limaSekian orang semakin rajin berdoa
sekian orang semakin tabah menerima
sekian orang semakin mampu melepaskan duka
di siang hari setelah jam lima lebih lima limaSekian orang masih dilanda ketakutan
sekian orang tenggelam dalam kekhawatiran
sekian orang terus saja dihinggapi rasa trauma
di siang hari setelah jam lima lebih lima limaSekian orang tak mampu jernih berpikir
sekian orang tetap merasa khawatir
takut gempa kembali datang melanda
di siang hari setelah jam lima lebih lima limaJam enam lebih sepuluh Jogjakarta kembali bergetar
delapan lebih lima belas juga membuat nyali gentar
begitu pula ketika jam sebelas lebih dua dua
di siang hari setelah jam lima lebih lima limaPenguasa segera bergerak cepat
evaluasi semua data yang didapat
serukan langkah mitigasi bencana
sore hari setelah pagi jam lima lebih lima limaBantuan-bantuanpun mulai mengalir
beras, mie instant, protein dan gula pasir
sirup, sachet dan air bersih pengusir dahaga
sore hari setelah pagi jam lima lebih lima limaTenda-tenda darurat mulai didirikan
dapur umum mulai memasak makanan
lampu emergency mulai diisi baterainya
sore hari setelah pagi jam lima lebih lima limaGelap datang bersama hening malam
lampu darurat menyala mengusir temaram
terang menyapa tenda yang masih penuh duka
malam hari setelah pagi jam lima lebih lima limaHujan mengurung malam pedih
mengirim petir penambah sedih
listrik padam tak mau menyala
malam hari setelah pagi jam lima lebih lima limaBintang di kelam malam menjadi saksi
ribuan doa meluncur deras tanpa henti
dari bibir-bibir khusyuk yang terus meminta
malam hari setelah pagi jam lima lebih lima limaEsok hari adalah awal menata kembali
bekerjasama saling menyemangati
bakar semangat memperbaiki lagi
semua yang terhempas bencana
semua yang lenyap habis tak tersisa
semua yang harus segera ditata
dua puluh empat jam setelah pagi jam lima lebih lima limaYogyakarta, November 2006