Rabu, 30-04-2025
  • MAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - PrestasiMAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - PrestasiMAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - PrestasiMAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - PrestasiMAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - Prestasi
  • MAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - PrestasiMAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - PrestasiMAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - PrestasiMAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - PrestasiMAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - Prestasi

MAN 1 Gunungkidul Melaksanakan Apel Pagi Hari Kartini

Diterbitkan : - Kategori : Berita

Wonosari (MAN 1 Gunungkidul). Pada hari Senin, 21 April 2025 MAN 1 Gunungkidul melaksanakan Apel Pagi dalam rangka turut memperingati Hari Kartini. Apel pagi ini dilaksanakan di halaman madrasah dengan peserta seluruh civitas akademika MAN 1 Gunungkidul dari siswa, guru dan pegawai. Apel Pagi dimulai tepat pukul 07:00 WIB dan berlangsung dengan tertib dan lancar sesuai jadwal.

Sri Subekti, S.Pd. bertindak sebagai pembina Apel, menyampaikan sekelumit cerita tentang R.A. Kartini yang merasakan kegundahannya tentang perempuan Indonesia. Kegundahan RA Kartini ini tergambar dalam berbagai aspek:

  1. Pendidikan Perempuan:
    RA Kartini sangat menyadari bahwa pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan derajat dan kesejahteraan perempuan. Ia merasa tidak adil ketika perempuan dibatasi dalam akses pendidikan, sementara laki-laki memiliki kesempatan yang lebih luas.
  2. Emansipasi Wanita:
    RA Kartini melihat bahwa perempuan seringkali dianggap sebagai makhluk yang lemah dan tidak memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Ia merasa tidak adil ketika perempuan dipaksa untuk menikah di usia muda, tidak diperbolehkan memiliki pekerjaan di luar rumah, dan tidak memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri.
  3. Kesejahteraan Masyarakat:
    RA Kartini menyadari bahwa ketidakadilan terhadap perempuan juga berdampak pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Ia percaya bahwa dengan memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan terlibat dalam berbagai bidang, masyarakat akan menjadi lebih maju dan sejahtera.
  4. Pelajaran Alquran:
    RA Kartini merasa gundah karena tidak memahami makna dari bacaan Alquran, padahal ia diajarkan untuk membacanya. Ia mempertanyakan mengapa ia tidak diajarkan terjemahan Alquran dan mempertanyakan nilai-nilai Islam yang terkandung di dalamnya.

Kegundahan RA Kartini ini mendorongnya untuk memperjuangkan emansipasi wanita, khususnya dalam bidang pendidikan. Ia aktif menulis surat kepada teman-temannya di Belanda dan mengumpulkan dukungan untuk membuka sekolah bagi perempuan. Ia juga berjuang untuk mengubah persepsi masyarakat tentang perempuan dan mendorong mereka untuk memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan seperti laki-laki.
Perjuangan RA Kartini ini akhirnya membuahkan hasil. Setelah kemerdekaan, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini untuk mengenang perjuangannya dalam memperjuangkan emansipasi wanita dan meningkatkan kualitas pendidikan bagi perempuan.(agg)

Tag :

KONTAK KAMI
(0274) 391377

Jl. Sunan Ampel 68 Trimulyo II Kepek Wonosari Gunungkidul Yogyakarta 55813

man1gunungkidul@gmail.com