Ibrahim a.s kita kenal sebagai satu diantara rasul Alloh yang diutus untuk menyampaikan risalah-Nya pada umat. Beliau diutus di masa kepemimpinan raja Namrud yang dikenal penyembah berhala. Bahkan Ibrahim berasal dari seorang ayah yang punya profesi sebagai seorang pembuat berhala itu sendiri. Namun apakah Ibrahim muda ikut dalam kubangan dan lingkaran kemusyrikan seperti orangtua dan masyarakat pada umumnya? Kisah ini akan sedikit menguak bagaimana kisah pencarian Tuhan yang sesungguhnya dari nabi Ibrahim a.s
Ibrahim saat muda merasakan keheranan dan keraguan sehingga dalam benaknya bertanya-tanya kepada orang-orang sekitarnya melakukan penyembahan kepada berhala. Dalam pikirannya terbersit pertanyaan besar bukankah sesembahan mereka adalah benda mati yang tidaklah mendatangkan kemanfaatan dan berhala-berhala tersebut juga tidak mampu memberikan pertolongan sedikitpun.
Dalam pencarian siapa tuhan yang sebenarnya, nabi Ibrahim tak sedikit mengalami tantangan seperti adanya kesangsian atau bahkan penolakan dari ayahnya, namun beliau tidak berputus asa dalam berikhtiar untuk menemukan apa yang menjadi tujuannya. Mulai dari beranggapan bahwa matahari sebagai Tuhan namun terbantahkan ketika matahari saat malam tak lagi terlihat oleh pandangannya, kemudian saat malam hari beliau beranggapan bahwa bintang adalah Tuhannya, namun anggapan itu terpatahkan kembali karena saat pagi datang bintang tergantikan dengan hadirnya sinar matahari.
Dari deretan fakta tentang fenomena alam tersebut, nabi Ibrahim kemudian berpikir bahwa tentunya ada sesuatu hal yang lebih hebat berkuasa untuk menggerakkan semua hal tersebut. Hingga akhirnya beliau meyakini bahwa Alloh adalah sangat maha daya, maha kuasa serta maha hebat karena mampu menggerakkan semua hal apapun yang ada di alam semesta ini.
Pilihan beliau untuk meyakini Alloh sebagai tuhan sesembahannya tentu saja berimbas pada ketidaksukaan dari raja Namrud, apalagi nabi Ibrahim dengan keberaniannya kemudian menghancurkan berhala-berhala yang berada ditempat sesembahan raja Namrud dan kaumnya, dan pada masanya beliau mendapat hukuman atas keyakinannya tersebut dengan di bakar di api oleh pasukan Namrud. Namun, hukuman itu tak membuat gentar nabi Ibrahim untuk tetap dengan keyakinannya pada ajaran tauhid.
Dalam menjalankan dakwah ajaran tauhid, nabi Ibrahim tidak luput dalam menghadap cobaan dari Alloh yang tak ringan dan banyak menguras luka sebagai seorang manusia biasa.beliau di beri cobaan dengan tidak disegerakan hadirnya momongan atau keturunan dalam kehidupan rumah tangganya bahkan sampai isteri pertamanya, Siti Sarah mencarikan isteri lagi sebagai upaya memperoleh keturunan karena hingga usia lanjut belum juga dikarunia anak.
Qodarulloh setelah menikah dengan Siti Hajar, nabi Ibrahim pun akhirnya diberi seorang putra yang diberikan nama “Ismail”. Namun ternyata kehadiran Ismail sedikit menimbulkan rasa cemburu pada Siti Sarah karena merasa perhatian nabi Ibrahim lebih besar tertuju buat Siti Hajar dan putranya Ismail. Sehingga Alloh memerintahkan Ibrahim untuk membawa Siti Hajar dan Ismail ke tempat lain yang kemudian pada hari ini menjadi tempat yang sangat diinginkan oleh umat Islam di seluruh dunia.
Sebagai seorang Nabi, beliau menyadari bahwa ketaatan kepada sang kholik lebih diutamakan daripada makhluk. Maka dengan rasa yang bercampur aduk beliau laksanakan perintah Alloh dengan penghambaan sepenuh hati.
Ujian lain yang tak kalah beratnya yang kemudian menghampiri nabi Ibrahim adalah saat suatu masa dimana Ismail baru tumbuh menjadi remaja, Nabi Ibrahim memperoleh perintah untuk menyembelihnya. Sebagai seorang ayah beliau merasa tidak tega namun sebagai serang hamba dia harus patuh kepada perintah-Nya. Saat terjadi bimbang dia tidak melewatkan kebiasaan selalu berdiskusi dengan putranya. Kemudian diluar dugaan, Ismail remaja dengan rasa bangga dan optimis berkata kepada ayahnya “lakukan ayah insya Alloh engakau akan mendapatiku dengan orang-orang yang sabar”, Sungguh luar biasanya bahwa anak yang sholih akan terlahir dari pasangan orang taua yang sholih pula. Pembelajaran yang dapat diambil dari kisah ini antara lain :