Kamis, 12-06-2025
  • MAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - PrestasiMAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - PrestasiMAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - PrestasiMAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - PrestasiMAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - Prestasi
  • MAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - PrestasiMAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - PrestasiMAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - PrestasiMAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - PrestasiMAN 1 GUNUNGKIDUL MANTAP - Mandiri - Akhlak Mulia - Nasionalis - Terampil - Adaptif - Prestasi

Kebangkitan Nasional dan Diplomasi Budaya Lewat Bahasa

Diterbitkan : Selasa, 20 Mei 2025

Oleh : Emi Rahmawati
Pustakawan MAN 1 Gunungkidul
-=-=-=-=-

Setiap tanggal 20 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional, momen bersejarah yang menandai bangkitnya kesadaran kolektif rakyat Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Namun, kebangkitan itu bukan hanya soal perjuangan politik dan perlawanan fisik, melainkan juga tentang kebangkitan identitas budaya. Salah satu bagian penting dari identitas tersebut adalah bahasa.

Bahasa Indonesia lahir dari semangat persatuan yang dicanangkan para pemuda melalui Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Sejak saat itu, bahasa ini bukan sekadar alat komunikasi, tetapi menjadi simbol perjuangan dan jati diri bangsa. Di tengah keberagaman bahasa daerah, bahasa Indonesia telah berhasil menyatukan jutaan rakyat dari Sabang sampai Merauke, dari Rote hingga Miangas. Ini menjadi bukti awal bahwa bahasa memiliki kekuatan besar dalam membentuk kesadaran nasional.

Kini, hampir satu abad setelah masa kebangkitan nasional, bahasa Indonesia mulai diakui di panggung internasional. Bahasa Indonesia telah diajarkan di lebih dari 50 negara, termasuk di universitas ternama seperti Harvard, Al-Azhar, dan Tokyo. Bahkan, negara-negara seperti Australia, Jepang, dan Belanda menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pilihan kedua atau ketiga dalam kurikulum mereka. Ini bukan kebetulan, melainkan hasil dari proses panjang diplomasi budaya yang berakar dari semangat kebangkitan nasional.

Salah satu pencapaian penting yang patut kita banggakan adalah penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi (official language) dalam Konferensi Umum (General Conference) Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO pada Senin, 20 November 2023, di Markas Besar UNESCO, Paris, Prancis. Bahasa Indonesia menjadi bahasa ke-10 yang diakui dalam forum ini, sejajar dengan bahasa Arab, Mandarin, Prancis, Spanyol, Rusia, Hindi, Italia, Portugis, dan Inggris. Dengan status ini, bahasa Indonesia dapat digunakan dalam sidang resmi UNESCO, dan dokumen-dokumen konferensi dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Di era globalisasi saat ini, bahasa bukan hanya alat komunikasi, melainkan juga alat diplomasi, ekonomi, dan penyebaran budaya. Ketika warga negara asing mempelajari bahasa Indonesia, mereka juga mempelajari cara berpikir, nilai-nilai, dan pandangan hidup bangsa kita. Ini merupakan bentuk kekuatan lunak yang penting dalam membangun citra dan pengaruh Indonesia di mata dunia.

Karena itu, peringatan Hari Kebangkitan Nasional seharusnya tidak hanya menjadi seremoni tahunan. Ia adalah pengingat bahwa semangat kebangkitan harus terus menyala, tidak hanya dalam mempertahankan kemerdekaan secara fisik, tetapi juga dalam memperluas pengaruh secara budaya. Pengakuan dunia terhadap bahasa Indonesia adalah bukti bahwa kita telah hadir di panggung global dengan cara yang damai dan berbudaya.

Namun, pencapaian ini akan sia-sia jika kita sendiri tidak bangga menggunakan bahasa Indonesia. Maka, tugas kita hari ini adalah melanjutkan semangat kebangkitan dengan cara-cara baru: memperkuat budaya literasi, memperluas pengajaran bahasa Indonesia ke luar negeri, dan mengapresiasi bahasa sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia bukan hanya milik masa lalu akan tetapi ia adalah jembatan menuju masa depan Indonesia di mata dunia.

Salam Literasi!

Penulis : blogmansageka

Tulisan Lainnya

Oleh : blogmansageka

Kisah Setumpuk Brosur PPDB

Oleh : blogmansageka

Rara Lembayung. #2

Oleh : blogmansageka

Pasar Ilang Kumandange

Oleh : blogmansageka

Yuk Belajar Tentang Pancasila

KONTAK KAMI
(0274) 391377

Jl. Sunan Ampel 68 Trimulyo II Kepek Wonosari Gunungkidul Yogyakarta 55813

man1gunungkidul@gmail.com