Malam semakin larut. Sayup terdengar suara katak bersahutan dari genangan air sawah belakang rumah. Ponidi masih memeluk erat guling lusuh itu di atas dipan kayu yang hanya beralaskan tikar saja. Tak terasa dua matanya sembab penuh genangan air mata.
Seminggu lalu tanpa sengaja, pria yang yang kesehariannya menjadi buruh lepas pabrik tahu itu lewat depan rumah Suryani, gadis desa pujaan hatinya. Ramai orang, tenda biru terpasang di halaman depan rumah. Suryani dipinang juragan beras kampung sebelah.
“Innalilllahi wa inna ilaihi rajiuun,” ucap emak mendengar siaran dari surau pagi tadi. Ponidi terhenyak dari tidurnya. Entah bahagia atau duka. Suami Suryani meninggal dunia. Cerita dari tetangga, dia terkena serangan jantung, setelah seminggu berturut-turut tak keluar dari kamarnya.
Pentigraf #
Cerpen Tiga Paragraf #