Dalam hiruk pikuk kehidupan modern, seringkali kita merasa terombang-ambing antara keinginan duniawi dan panggilan hati untuk mendekat kepada Sang Pencipta. Ada dua kunci sederhana, namun mendalam, yang bisa membantu kita mencapai kedekatan itu: melupakan dan mengingat.
Lupakan: Melepaskan Beban Duniawi
Melupakan di sini bukan berarti menjadi amnesia atau tak peduli. Melainkan, melupakan dalam konteks ini adalah tentang melepaskan keterikatan berlebihan pada hal-hal duniawi. Bayangkan, jika kita terus-menerus terpaku pada kegagalan di masa lalu, kekhawatiran akan masa depan, atau bahkan kesuksesan yang melenakan, energi kita akan terkuras habis.
Setiap orang pernah melakukan kesalahan. Terus-menerus meratapi atau menyalahkan diri sendiri hanya akan menghambat langkah kita. Belajarlah dari kesalahan, lalu lepaskan. Percayalah bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima taubat.
Sanjungan bisa membuat kita lalai, dan celaan bisa menjatuhkan mental. Fokuslah pada penilaian Allah, bukan pada pandangan manusia yang sering berubah. Ingatlah bahwa ridha Allah adalah tujuan utama.
Media sosial seringkali memicu kita untuk membandingkan diri dengan orang lain, menciptakan rasa iri atau tidak puas. Setiap individu memiliki takdir dan jalannya sendiri. Fokuslah pada potensi dan anugerah yang telah Allah berikan kepada Anda.
Dengan melupakan hal-hal ini, kita membebaskan ruang di hati dan pikiran kita untuk sesuatu yang lebih besar dan lebih bermakna.
Ingat: Menghadirkan Allah dalam Setiap Detik
Setelah kita “melupakan” beban-beban yang menghalangi, kini saatnya untuk mengingat dan menghadirkan Allah dalam setiap aspek kehidupan. Mengingat Allah bukan hanya tentang shalat atau membaca Al-Qur’an, tetapi tentang kesadaran penuh akan kehadiran-Nya di mana pun dan kapan pun.
Luangkan waktu sejenak untuk mensyukuri nikmat-nikmat kecil maupun besar yang telah Allah berikan. Dari napas yang kita hirup, makanan yang kita santap, hingga keluarga dan teman yang menyayangi. Kesadaran akan nikmat akan menumbuhkan rasa cinta dan syukur.
Kita ada di dunia ini bukan tanpa tujuan. Ingatlah bahwa tujuan utama kita adalah beribadah kepada Allah dan mencari keridhaan-Nya. Ini akan membantu kita menyelaraskan setiap tindakan dan keputusan dengan tujuan tersebut.
Mengingat kematian bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk mengingatkan kita akan singkatnya hidup di dunia ini. Hal ini akan mendorong kita untuk beramal shaleh dan mempersiapkan diri untuk kehidupan abadi di akhirat.
Merenungkan nama-nama indah Allah (Asmaul Husna) dapat memperdalam pemahaman kita tentang sifat-sifat-Nya. Mengingat bahwa Dia adalah Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pemberi Rezeki, dan nama-nama indah yang lain akan menguatkan iman dan tawakal kita.
Dengan melupakan hal-hal yang tidak penting dan terus-menerus mengingat Allah, kita akan merasakan kedamaian batin yang luar biasa. Hati kita akan menjadi lebih lapang, pikiran lebih jernih, dan jiwa kita akan semakin dekat dengan Sang Pencipta. Mari kita praktikkan “melupakan dan mengingat” ini.(sst)