CNN Indonesia pada Rabu 27 Agustus 2025 memberitakan bahwa Korea Selatan akan melarang siswa menggunakan ponsel di sekolah mulai tahun 2026 (https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250828094215-113-1267287/korsel-larang-siswa-pakai-ponsel-di-sekolah-mulai-tahun-depan) Kebijakan ini diambil untuk mengatasi masalah kecanduan media sosial dan gangguan belajar yang dialami remaja akibat penggunaan gawai yang berlebihan. Beberapa negara lain seperti Belanda dan Australia juga telah lebih dulu menerapkan aturan serupa, dengan hasil siswa lebih fokus dan interaksi belajar meningkat.
Di MAN 1 Gunungkidul, langkah serupa sebenarnya sudah lebih dulu diterapkan mulai awal tahun ajaran 2025-2026 tepatnya pada bulan Juli 2025. Madrasah telah menjalankan kebijakan pengumpulan ponsel siswa ketika masuk sekolah dan mengembalikannya saat pulang. Tujuan dari kebijakan ini adalah menjaga fokus belajar, mengurangi distraksi, dan menanamkan disiplin digital sejak dini.
Meskipun demikian, MAN 1 Gunungkidul tetap memberi ruang penggunaan ponsel apabila dibutuhkan dalam pembelajaran. Misalnya untuk mencari referensi daring, mengerjakan kuis berbasis aplikasi, atau mendukung proyek digital. Dengan pengawasan guru, ponsel benar-benar difungsikan sebagai sarana belajar, bukan hiburan yang mengganggu. Beberapa manfaat yang dirasakan setelah aturan ini berjalan, antara lain:
Kebijakan pengelolaan penggunaan ponsel ini sejalan dengan visi MAN 1 Gunungkidul, yaitu “Mandiri, Akhlak Mulia, Nasionalis, Terampil, Adaptif, dan Prestasi (MANTAP)”.
Mandiri: siswa dilatih untuk tidak bergantung pada handphone, melainkan mengandalkan kemampuan diri dalam belajar.
Akhlak Mulia: kedisiplinan digital membentuk karakter yang jujur, bertanggung jawab, dan beretika dalam menggunakan teknologi.
Nasionalis: menumbuhkan kesadaran bahwa pelajar Indonesia harus menjadi generasi yang cerdas digital, bukan generasi yang terjebak kecanduan media sosial.
Terampil: ponsel tetap dimanfaatkan untuk pembelajaran berbasis digital, sehingga siswa memiliki keterampilan abad 21.
Adaptif: menunjukkan bahwa madrasah mampu mengikuti perkembangan global dalam mengelola teknologi.
Prestasi: dengan lingkungan belajar yang fokus, siswa lebih siap meraih prestasi akademik maupun non-akademik.
Dengan demikian, penerapan sistem pengumpulan HP bukan hanya strategi kedisiplinan, tetapi juga bagian dari langkah strategis MAN 1 Gunungkidul dalam mewujudkan visi MANTAP.
Sebagai guru, kami meyakini bahwa disiplin penggunaan HP di madrasah ini adalah salah satu bentuk nyata ikhtiar dalam mencetak generasi berprestasi, berkarakter, dan bijak dalam memanfaatkan teknologi.
Kami mengajak seluruh siswa untuk terus membiasakan diri menggunakan ponsel secara bijak, menempatkannya sebagai sarana belajar, bukan sekadar hiburan. Kepada orang tua, kami berharap dukungan dalam membimbing anak-anak agar mampu mengelola penggunaan gawai secara sehat, baik di sekolah maupun di rumah.
Dengan kolaborasi madrasah, siswa, dan orang tua, insyaAllah MAN 1 Gunungkidul dapat mewujudkan visi MANTAP sekaligus melahirkan generasi yang unggul, disiplin, dan siap menghadapi tantangan zaman.
JAYALAH MANSAGEKA !!!