Gema Persada Mansageka selanjutnya disingkat GPM adalah nama kelompok marching band di MAN 1 Gunungkidul. GPM merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler unggulan di madrasah ini. Lahir pada tanggal 22 Oktober 2017 sebagai upaya menjawab kegelisahan akan prestasi, sosialisasi, sinergitas dengan budaya lokal, dan menurunnya animo warga masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di madrasah.
Selanjutnya seiring waktu berjalan, dengan GPM MAN 1 Gunungkidul makin dikenal di tengah masyarakat. Menambah kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan pitra-putrinya di madrasah dan secara bersamaan ikut berpartisipasi dalam kegiatan gelar budaya, mulai tradisi Rasulan di tingkat dusun/desa, penyelenggaraan kegiatan parade tingkat kabupaten hingga parade kerukunan beragama tingkat nasional dalam rangka PESPARAWI NASIONAL XIII Kemenag tahun 2020 dari Titik O Yogyakarta hingga Gedung Kepatihan Pemprov DIY. Bahkan sebelumnya, GPM telah dipercaya tampil dalam Upacara Penurunan Bendera tanggal 17 Agustus 2019 di Istana Kepresidenan Yogyakarta.
Mengapa Marching Band, tidak drumband?
Pada tulisan ini, disampaikan pula, adanya pengetahuan umum bahwa Marching band dan drumband itu sama. Hal ini benar, meskipun tidak secara keseluruhan. Keduanya memiliki kesamaan, yaitu sama-sama kelompok musik dengan jumlah besar yang bergerak dan tampil dengan barisan atau formasi. Namun, ada beberapa perbedaan.
Marching band menekankan kombinasi musik (perkusi, brass, bell dan color guard) dan gerak yang terstruktur dengan formasi yang dinamis. Sering ditampilkan dalam acara-acara seperti pertandingan sepak bola, parade, upacara dan kejuaraan.
Drumband lebih fokus pada penampilan perkusi yang dinamis dan atraktif dengan memainkan komposisi yang menarik perhatian pada aspek ritmis dan permainan drum yang kuat. Sering tampil dalam acara-acara seperti pertunjukan, kompetisi, dan festival.
Adanya pembeda yang signifikan, yakni kombinasi musik dan gerak serta prestasi sekaligus tujuan promosi, MAN 1 Gunungkidul sejak tujuh tahun yang lalu menyelenggarakan marching band sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler.
Marching Band di MAN 1 Gunungkidul
GPM memiliki kekhasan dan karakter yang berbeda di lingkungan madrasah. Pengelolaan pemain, pengadaan alat-alat musik dan pemeliharaannya yang mahal, seragam dan asesoris yang beragam, jadwal dan tempat latihan yang sering berubah, maka madrasah sebagai institusi mempunyai skema kebijakan khusus dalam memberikan ruang gerak GPM dalam berkegiatan dan mengembangkan kemampuan sekaligus prestasinya. Alhamdulillah GPM sudah melewati dua kepemimpinan kepala madrasah, yaitu Jauhari Iswahyudi, S.Pd, M.Pd dan H. Kholis Muhajir, S.Ag, M.S.I; yang keduanya banyak memberikan kesempatan bagi GPM untuk berkarya dan berprestasi.
Rencana tahunan yang menjadi program utama adalah mengikuti kompetisi baik tingkat kabupaten atau propinsi. Untuk kompetisi tingkat nasional minimal dua tahun sekali. Atau menyesuaikan kondisi internal madrasah.
Di sela-sela waktu antar kompetisi, digunakan untuk regenerasi pemain, kegiatan untuk promosi madrasah dan pemenuhan undangan dari lembaga terkait.
Anak-anak GPM
Padatnya agenda latihan dan banyaknya materi yang harus dikuasai pemain ; sebagai siswa madrasah, anak-anak GPM harus memiliki sesuatu yang beda daripada teman siswa lainnya. Pertama, kemampuan pikir. Di GPM anak-anak harus membagi kemampuan pikirnya untuk menguasai materi ber-marchingnya dengan materi pelajaran di kelas.
Kedua, waktu. Anak-anak GPM tidak memiliki banyak waktu tersisa sepulang sekolah. Dengan latihan rutin seminggu dua kali bersama tim coach (co; Sidiq Jefry Henrixo, S.Pd ) ditambah latihan mandiri di akhir pekan, sangat menyita waktu mereka untuk melakukan kegiatan lain. Ketiga, kekuatan jasmani/stamina. Latihan fisik yang berat dan latihan penguasaan musik/gerak yang rumit memerlukan stamina yang harus selalu prima. Anak GPM membutuhkan asupan gizi yang cukup dan mengatur pola istirahat, berlatih dan belajar.
Keempat, sportivitas dan daya juang. Dalam mindset-nya; mereka harus bisa dan akan terus berusaha untuk ber-performance terbaik. Mungkin dalam keseharian, mereka tampak sederhana dan tidak diunggulkan, tetapi dalam upaya pencapaian juara, mereka tidak mengenal lelah. Ada keyakinan dan kepercayaan bahwa Alloh akan selalu menguatkan di setiap usaha dan lantunan doa.
Selebihnya dari kegiatan madrasah lainnya, meskipun anak GPM mempunyai serangkaian jadwal yang sudah cukup padat, mereka masih aktif dalam kegiatan OSIS, DA, ekstrakurikuler lain, termasuk mengikuti ajang lomba akademik.
Orang tua anak GPM
Tidak semua orang tua bisa menerima anaknya disibukkan dengan latihan yang sangat ketat. Waktu kebersamaan dengan keluarga terkurangi, uang saku dan uang transport harus ditambah. Lain dengan orang tua yang putra-putrinya sebagai anak GPM. Makhluk Tuhan inilah yang sebenarnya paling ikhlas dan paling baik bagi kesuksesan GPM. Mereka sangat mendukung dan memberikan kekuatan motivasi bagi anak.
Prestasi GPM
Usaha yang selalu maksimal, seberapapun besarnya hasil pasti ada yang bisa dilihat dan layak disyukuri. Beberapa prestasi GPM antara lain: Juara 1 Festival Drumband tingkat kabupaten tahun 2019, 2020 dan 2023. Juara 3 Kejurda Propinsi tahun 2019. Festival Drumband Piala Raja Hamengkubuwono tingkat Nasional tahun 2022 dan 2023.
Penampilan pada beberapa kegiatan di tingkat kabupaten, antara lain; Upacara hari PGRI tahun 2022 di Lapangan UdaraTNI AU Gading Playen Gunungkidul, Pawai dalam rangka Harlah Ma’arif NU tahun 2023, Upacara HSN tahun 2020, 2023, 2024 di Lapangan Pemda, Upacara pembukaan dan penutupan Mansageka Cup 2024, Parade/Kirab dalam rangka Harlah Anshor NU tahun 2024 dan Upacara HAB Kemenag pada 3 tahun ini.
Catatan prestasi dan torehan nama sepanjang keberadaan GPM berhasil menambah kemudahan bagi anak GPM melanjutkan studi ke pergururuan tinggi baik negeri atau swasta ataupun dunia kerja. Pada beberapa tahun ini dengan menggunakan penghargaan hasil kejuaraan, belasan anak GPM dapat masuk ke UIN Sunan Kalijaga, UNY, UPN dan sebagainya.
GPM ke depan
Diluar banyak madrasah atau lembaga yang dengan marching band-nya, memberikan kontribusi yang lebih besar dalam memberikan manfaat bagi kemajuan internal lembaga maupun masyarakat.
Kerja keras, pengabdian dan prestasi tetap harus berlanjut. Untuk itu sangat dibutuhkan manajerial yang tangguh, SDM yang mampu mengelola dengan baik dan kesiapan madrasah terhadap kebutuhan unsur-unsur pokok maupun pendukungnya.
GPM perlu meninggikan lagi cita-citanya. Membawa nama besar MAN 1 Gunungkidul lebih harum dan mendunia.(sis)